Opini

Ini Cerita Fakta dibalik PILKADA "Tetap Dekap Dokumen kala Bahaya Menerjang"

Bukan hanya sebuah cerita tanpa fakta bahwa dalam perhelatan pemilihan kepala daerah ( PILKADA  ) Tahun 2024 yang lalu Kabupaten Sukoharjo mencatatkan jumlah pemilih tetap sebanyak 684.491 orang yang tersebar di 12 kecamatan dan 167 desa/kelurahan. Data yang secara resmi telah ditetapkan oleh KPU Sukoharjo ini berasal dari data data penduduk yang telah memenuhi syarat sebaagai pemilih dan telah divalidasi secara bertahap mulai dari Tingkat desa/keluarahan sampai pada Tingkat kecamatan.

Dibalik angka jumlah pemilih sebanyak 864.491 ternyata menyimpan dan menyingkap berbagai cerita suka duka serta cerita unik yang menyertainya. Seperti kita ketahui Bersama bahwa KPU Sukoharjo melakukan berbagai tahapan kegiatan dalam penyusunan daftar pemilih tetap ( DPT ) dengan melibatkan banyak petugas dilapangan untuk melakukan validasi data secara langsung Tentunya disinilah awal cerita suka duka serta cerita unik itu berasal.

Dari 12 kecamatan , 167 desa/kelurahan dengan jumlah petugas pemutakhiran data pemilih ( pantarlih ) sebanyak 2.574 orang tentunya pengalaman masing masing nya akan berbeda beda. Ya ,petugas pantarlih kami menyebutnya , Adalah petugas yang bertugas untuk melakukan pencocokan dan penelitian data kepada Masyarakat dengan cara datang secara langsung kealamat rumah rumah.Petugas ini mencocokan data kependudukan Masyarakat berupa KTP , Kartu Keluarga dan Identitas Kependudukan Lainnya dengan data DP4 yang dimiliki oleh KPU yang berasal dari Kemendagri.

Petugas Pantarlih harus mampu menemukan tidak hanya Alamat pemilih , melainkan juga harus dapat bertemu dengan pemilih atau keluarga yang tertera dalam identitas kependudukan, Dalam Upaya  menemukan Alamat dan pemilih inilah pada akhirnya banyak ditemukan muncul cerita unik , cerita asik,dan bahkan cerita diluar bayangan kita sebelumnya. Cerita susahnya bertemu langsung dengan pemilik data ,kiranya menjadi cerita yang jamak terjadi dan banyak dihadapi oleh petugas pantarlih. Namun jika cerita lika liku dan hambatan serta rintangan dalam menemukan Alamat pemilih , mungkin cerita inilah yang banyak dan jamak terjadi. Ya memang lika liku nya cukup beragam dan bahkan didalam nya ada susah dan ada senangnya juga.

Seperti dialami oleh satu pantarlih kami yang ada di salah satu desa di kecamatan Bulu ,dia bercerita sampai harus dikejar kejar monyet pada saat melakukan pencarian Alamat pemilih. Suasana panik bercampur takut pada saat itu dan satu satunya yang bisa dilakukannya hanyalah berlari menjauh sambil mendekap tas berisi dokumen dan topi. Untungnya monyet monyet itu juga tidak mengejar terlalu jauh,sehingga dia bisa berhenti berlari dan beristirahat sambil mengatur nafas dan meminum air mineral. Dikejar monyet ternyata bukan satu satunya cerita seru dari petugas pantarlih , Di salah satu desa di kecamatan Grogol misalnya , petugas pantarlih sampai sempat ditolak oleh warga karena dikira petugas penarik hutang dan masih banyak lagi cerita cerita dari petugas pantarlih.

Selain serunya lika liku cerita itu , akhirnya data yang menjadi tugas utama kami dapat disusun dan ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap ( DPT ) . Data pemilih inipun terdapat beragam variable atau komponen didalamnya , diantaranya : Jumlah Pemilih Laki – Laki , Jumlah Pemilih Perempuan , Pemilih Disabilitas dan lain lain. Sebagai tugas dan komitmen KPU , maka data data tersebut kami arsipkan untuk kemudian dapat kami berikan kepada khalayak Masyarakat jika membutuhkan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 60 kali