Berita Terkini

Cegah Hoaks , KPU Sukoharjo Gandeng Media Massa dan Berikan Edukasi ke Masyarakat

Sukoharjo, kpu.go.id- Masa kampanye  Pemilu 2024 tanggal 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 atau selama 75 hari. Jelang masa kampanye berbagai upaya dilakukan KPU  Kabupaten Sukoharjo  salah satunya menggelar Media Gathering terkait penangkalan hoax atau hoaks, ujaran kebencian, dan SARA.  Hoax dalam pemilu terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019 puncaknya, hal ini menjadi keprihatian tersendiri sehingga pencegahan menjadi hal penting yang harus dilakukan. Media Gathreing yang digelar Rabu ( 18/10/2023) di H Fave Solo Baru dihadiri wartawan dari sejumlah media masa.

Dibuka Anggota KPU Kabupaten Sukoharjo Ita Efiyati selanjutnya  paparan oleh  narasumber Redaktur Pelaksana Solopos Media Group yang juga anggota Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Syifaul Arifin. Dipandu Anggota Suci Handayani.

Sifaul menjelaskan hoaks Pemilu terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019 lalu , saat ini  menjelang Pemilu 2024 hoaks belum begitu terasa, tetapi menjelang masa kampanye bisa jadi akan bermunculan. Untuk itu  penyelenggara pemilu hingga masyarakat perlu dibekali pengetahuan untuk mencegahnya merebak.

Selama ini ada upaya melakukan klarifikasi dari sejumlah pihak , komponen masyarakat sehingga pencegahan atau prebunking dianggap paling efektif menangkal hoaks. Pemerintah, termasuk penyelenggara pemilu, menjadi target hoaks paling banyak.

Dengan sikap kritis dan skeptis yang ditularkan kepada masyarakat mampu memberikan imunitas kepada mereka. Sehingga pencegahan menjadi tindakan paling efektif menangkal hoaks. Semakin banyak masyarakat menyaring sebelum membagikan berita, semakin sedikit berita hoaks tersebar,” papar Sifaul.

Ketua KPU Sukoharjo, Nuril Huda, optimis KPU bisa menangkal dan memberikan klarifikasi terkait dengan hoaks Pemilu apalagi sudah pernah mengalami dalam Pemilu dan Pilkada sebelumnya.

Suci menambahkan pihaknya pernah mendapatkan hoaks kotak suara yang dinyakini sejumlah masyarakat dibuat dari kardus dan tidak kuat, sementara  konotasi kardus  itu kardus mie instan, air mineral.

“Konotasi kardus  itu seperti kardus mie instan atau air mineral, padahal kotak suara dari karton duplex yang kedap air bukan kardus,”ujar Suci. Ia bahkan mencoba menguji kekuatan kotak suara dengan beban 166 kg (3 orang) dan kotak suara kuat.

KPU Sukoharjo juga berupaya menangkal dan meminimalisir hoaks dengan mengandeng admin media social di Sukoharjo agar bersama-sama mencegah hoaks berkembang saat Pemilu dan Pilkada, juga memberikan edukasi kepada masyarakat, tegas Suci. (sh)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 457 kali