
Difabel Polokarta Mendapatkan Pendidikan Politik dan Pelatihan Olah Jamur
KPUSKH-Berbagai cara dilakukan KPU Sukoharjo untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Pemilu tahun 2019. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pendidikan pemilih, kali ini kelompok difabel yang menjadi sasarannya. Kegiatan pendidikan pemilih ditujukan setidaknya untuk tiga kelompok yaitu pemilih pemula, perempuan dan kelompok difabel. Beragam strategi dilakukan seperti untuk kelompok perempuan dengan melakukan edukasi kepada pedagang pasar dan masyarakat. Sasaran untuk pemilih pemula adalah mahasiswa dan pelajar. Sementara untuk kelompok difabel, kali ini diperuntukkan bagi kelompok difabel yang berada di Kecamatan Polokarto.
Kamis pagi itu, 22 November 2018, sejumlah 30 orang laki-laki dan perempuan dari kelompok difabel menghadiri pendidikan pemilih yang diadakan KPU Sukoharjo bertempat di aula desa Polokarto. Peserta berasal dari 9 desa yaitu Kayuapak, Godog, Mranggen, Jatisobo, Karangwuni, Bulu, Rejosari, Tirtosari dan Polokarto. Mereka mengaku ingin dating mengikuti pendidikan pemilih karena ingin tahu pelaksanaan Pemilu 2019.
“Kami antusias datang karena ingin tahu Pemilu 2019 yang kabarnya dilakukan serentak. Dan akhirnya kami tahu tentang pelaksanaan Pemilu 2019 nanti dari informasi pendidikan pemilih ini,” tutur Eko, salah seorang peserta.
Tim Sosialisasi KPU Sukoharjo memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemilu, sistim pemilu, parpol peserta pemilu, pelaksanaan dan memberikan penekanan pada perlakuan yang sama kepada penyandang disabilitas.
Peserta bersemangat dalam menangapi paparan dari KPU dengan beragam pertanyaan yang di sampaikan terutama lebih banyak soal keluhan tentang Tempat Pemungutan Suara(TPS) yang masih sulit di akses penyandang difabel.
“Kami kesulitan untuk mencoblos karena TPS yang menyulitkan kami. Misalnya sampai harus di gendong oleh petugas. Padahal kami ingin sendiri. Kalau ada ram di TPS tentunya memudahkan bagi tuna daksa.” Keluh Sulastri.
Sejumlah peserta juga mengaku merasa tidak mudah untuk membujuk keluarga yang sudah renta untuk datang ke TPS.
Yang menarik dari pendidikan pemilih ini, setelah usai, diteruskan dengan pelatihan membuat berbagai olahan pangan dari bahan dasar jamur. Peserta diajak mengenali potensi jamur yang ada di Polokarto dan mengolahnya menjadi pangan yang bernilai jual. Antara lain membuat kripik jamur, nugget jamur dan sate yang bahan-bahannya serba jamur.
Di akhir pelatihan, peserta mencicipi olahan jamur yang diolah mereka sendiri dengan arahan dari pelatih. (SH)