Sukoharjo, kpu.go.id - Memasuki bulan keempat tahapan Pemilu Serentak 2024, KPU Sukoharjo mengelar Sosialisasi tahapan dengan pemilih perempuan dengan tema Partisipasi Perempuan Wujudkan Demokrasi, bertempat di Hotel Sarila Jalan Jendral Sudirman No. 228, Sukoharjo, Gabusan, Jombor, Bendosari, Jum’at ( 30/09/22).
PLH Ketua KPU Sukoharjo Syakbani Eko Raharjo didampingi Anggota KPU Ita Efiyati, Suci Handayani , dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemilihan Umum agenda demokrasi di Indonesia yang sudah berlangsung rutin lima tahun sekali, tahapan Pemilu tahun 2024 saat ini pada tahapan verifikasi administrasi parpol calon peserta Pemilu 2024. Dalam Pemilu salah satu pemilih adalah perempuan yang dari sisi jumlah besar dan menjadi pemilih potensial.
“Sosialisasi sebagai hal penting dalam pelaksanaan Pemilu dan Pemilihan, perempuan sangat strategis untuk menyampaikan sosialisasi sehingga menjadi sasaran penting dalam sosialisasi, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan sangat baik dan cepat,”ujar Bani panggilan akrab Syakbani.
Narasumber sosialisasi anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani dan Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Kabupaten Sukoharjo Prof Dr Farida Nugrahani M.Hum.
Suci Handayani dalam paparannya mengatakan bahwa perempuan dan politik sangat menarik untuk dibicarakan terlebih menjelang gelaran Pemilihan Umum seperti saat ini. Perempuan sering kali digunakan alat strategi oleh partai politik, dijadikan slogan untuk mencari suara sebagai obyek kampanye agar perempuan tertarik menyumbangkan suaranya pada partai politik.
“Oleh karenanya penting sekali bagi perempuan untuk menjadi pemilih rasional mencermati sebelum menentukan pilihan politik.” Kata Suci.
Disisi lain, ujarnya, keterlibatan perempuan dalam kancah politik dari waktu ke waktu semakin diperhitungkan, hal itu bisa dilihat dari jumlah perwakilan perempuan di legislative mengalami kenaikan positif.
Lebih lanjut ia memaparkan data anggota DPRRI berjenis kelamin perempuan sejak Pemilu 1955. Trend prosentase perempuan dalam legislative semakin bertambah dari pemilu ke pemilu. Pada Pemilu tahun 1955 tercatat ada 16 perempuan atau 5,88%. Pemilu 1971 jumlah anggota legislatif perempuan hanya 31 orang (6,74%) , menjadi 37 perempuan atau 8,04 % pada pemilu 1977. Naik menjadi 42 orang atau 9,13% pada pemilu Tahun 1982. Naik menjadi 59 perempuan atau 11,80% saat Pemilu Tahun 1987. Lima tahun berikutnya yakni saat Pemilu 1992 menjadi 62 orang (12,4%). Tetapi pada Pemilu 1997 dan 1999 jumlah perempuan anggota DPR RI sempat turun menjadi 58 orang (11,6%) dan 44 orang (8,8%). Meningkat positif pada Pemilu 2004 yakni menjadi 65 orang , dan bertambah menjadi 100 (17,86%) pada Pemilu 2009. Pemilu 2014 tercatat ada perwakilan perempuan sejumlah 97 orang atau 17,32%. Jumlah perempuan di parlemen DPR RI kembali meningkat pada periode 2019-2024 yakni ada 120 orang atau sebesar 20,87% dari 575 orang anggota DPR RI.
“Di Kabupaten Sukoharjo trend kenaikan jumlah anggota DPRD Perempuan juga meningkat , dilihat dari anggota DPRD periode 2019-2024 perempuan ada 10 atau 22% dari total 45 anggota DPRD, sementara pada Pemilu sebelumnya 2014 ada 7 orang atau 15,5%.. Pemilu 2009 ada 6 orang atau 13,3% , sebelumnya di 2004 ada 4 orang atau 8,8%,” jelasnya.
Meskipun prosentase perempuan di parlemen belum pernah menembus angka 30%, tambah Suci, tetapi peningkatan dari waktu ke waktu bisa menjadi bukti jika keberadaan perempuan semakin diperhitungkan.
“ Peningkatan keterwakilan perempuan dalam politik, terutama dalam Pemilu, tersebut tidak terjadi secara serta merta, namun karena upaya dan kerja keras serta perjuangan yang terus menerus untuk mewujudkan hak setiap orang untuk mencapai persamaan dan keadilan. “
Perempuan mempunyai banyak pilihan dalam politik , ikut berkompetisi dalam parlemen atau sekedar mengunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara, tegas Suci lagi.
Peran serta perempuan dalam Pemilu lainnya yakni terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan; mengawasi setiap tahapan Pemilu dan Pemilihan; membantu sosialisasi Pemilu dan Pemilihan; membantu pendidikan politik bagi pemilih; memantau Pemilu dan Pemilihan; survei atau jajak pendapat dan hitung cepat hasil Pemilu dan Pemilihan; menjadi peserta Pemilu dan pemilihan
Mewujudkan Partisipasi Pemilih Perempuan yang rasional bisa dilakukan dengan menggunakan hak pilih tanpa tekanan, menggunakan hak pilih tanpa iming-iming, menggunakan hak pilih karena program kerjan calon, mengawal hasil pemilihan, mengawal janji-janji saat kampanye.
Sementara itu, Rektor UNIVET Bantara Sukoharjo Prof Dr Farida Nugrahani M.Hum menuturkan peran perempuan sering dipandang sebelah mata , peran perempuan di bidang politik sampai sekarang masih dipertanyakan. Kontribusi perempuan Indonesia dalam kehidupan demokrasi dan politik tidak terlepas dari peran para tokoh dan pelopor pergerakan perempuan pada zaman sebelum kemerdekaan, dan revolusi kemerdekaan RI. Terlihat dari konggres organisasi perempuan di masa lalu.
Hak perempuan dalam politik yakni Hak untuk memilih dan dipilih; Hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah dan implementasinya.; Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintahan dan melaksanakan segala fungsi pemerintahan di segala tingkat.; Hak berpartisipasi dalam organisasi dan perkumpulan non pemerintah yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat dan politik bernegara; Berpartisipasi dalam pekerjaan untuk mewakili pemerintah dalam organisasi internasional.
“Urgensi kaum perempuan di ranah politik yaitu sebagai representasi akan aspirasi perempuan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Dalam konteks inilah figur perempuan perlu dikedepankan. Dengan demikian keputusan yang dihasilkan dapat mengakomodasi kepentingan perempuan dan sebagai representasi perempuan untuk mengurangi problem yang dialami perempuan.” Jelas ibu tiga anak ini.
Sosialisasi ini di hadiri 25 kelompok perempuan di Kabupaten Sukoharjo yakni GOW, PKK Kab, Dharma Wanita Kab, PERSIT, Bhayangkari, KWT ( Kelompok Wanita Tani) , Fatayat (NU), Muslimat (NU), Aisyiyah(Muh), Nasyiathul Aisyah (Muh), LDII, MTA, perempuan Kristen, perempuan Khatolik, perempuan Hindu, Budha, LSM SEHATI, Forum LSM, Seniman, UMKM Jamu , UMKM Batik, IWAPI.(sh)