Kegiatan Rumah Pintar Pemilu

PKK Kabupaten Sukoharjo Siap Mensukseskan Pemilu 2024

Sukoharjo, kpu.go.id-Hari Kartini diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 21 April.  Tujuan  dari peringatan Hari kartini untuk memperingati dan menghormati perjuangan R.A. Kartini untuk mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan perempuan di era modern yang secara khusus terutama dalam bidang pendidikan dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang. Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini merupakan salah satu pahlawan Republik Indonesia yang memperjuangkan kesejahteraan perempuan  di Indonesia. Perempuan berdaya dan berperan penting  dalam banyak hal  salah satunya berperan penting melalui  PKK. Jagongan Demokrasi #29 edisi memperingati Hari Kartini  bertema  “Dengan Semangat Kartini, Kita Tingkatkan Semangat Berpartisipasi dan Mensukseskan Pemilu/Pemilihan 2024” . Menghadirkan narasumber  Ketua Pokja 1 Tim Pengerak Pemberdayaan dan  Kesejahteraan Keluarga /TP PKK  Kabupaten Sukoharjo Dra Sri Haryuni. Sri Haryuni banyak mengupas tentang peran perempuan dalam berbagai bidang , hal ini tidak lepas dari perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan emansipasi wanita/perempuan. “Perempuan memiliki persamaan  hak  dan kewajiban  dalam segala bidang seperti sosial budaya politik, untuk itu perempuan harus mengunakan hak pilihnya juga mengusahakan keterwakilan perempuan di lembaga legislative.” Ujarnya. Ia juga mengajak perempuan untuk mendukung perempuan  di legislative agar bisa mewakili suara perempuan. Mari kita dukung perempuanagar bisa mewakili  kita  sebagai perempuan sehingga suara kita bisa terakomodir di lembaga legislative, ajaknya. “ Gunakan hak pilih, semangat, jangan golput.” Pesan Yuni panggilan akrabnya kepala sekolah SD Weru ini. Ia juga berkomitmen mensukseskan Pemilu Pemilihan 2024 dengan mensosialisasikan lewat lembaga PKK baik dari PKK RT, Desa, Kecamatan maupun kabupaten. “Insyaallah Misi PKK untuk mensukseskan Pemilu 14 Februari 2024 baik dari PKK RT, desa, kecamatan maupun kabupaten secara berjenjang.” Kami siap mensukseskan Pemilu 2024, tegasnya diakhir perbincangan Jagongan Demokrasi  yang ditayangkan Facebook dan YouTube KPU Sukoharjo serta Radio TOP FM dengan  dipandu anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani , Selasa (19/4/2022).(SH)

Belajar Demokrasi di Sekolah Lewat Osis dan Ambalan

Sukoharjo, kpu.go.id- Pemilih pemula adalah mereka yang memasuki usia memilih dan yang akan menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali dalam pemilu/pemilukada. Rata-rata kelompok pemilih ini adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi dan pekerja muda, atau dengan kata lain lulusan SMA. Pemilih pemula menjadi sasaran strategis karena berbagai alasan. Pertama, jumlah pemilih pemula dalam setiap Pemilu cukup besar. Kedua, mereka adalah warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pertama kalinya memberikan suara dalam Pemilu sehingga perlu diberi arahan yang baik agar memiliki pemahaman yang baik pula terhadap demokrasi. Ketiga, mereka adalah calon pemimpin masa depan sehingga dengan menggali dan mengetahui padangan mereka tentang demokrasi, kita dapatmemberikan apa yang mereka butuhkan sebagai bekal di masa depan. Jagongan Demokrasi edisi 27, Selasa ( 5/4/2022)  mengambil tema Upaya Mendorong Partisipasi Pemilih Pemula dalam Pemilu dan Pemilihan 2024  Melalui Pendidikan, dengan narasumber guru PPKN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Sukoharjo yakni  Ponimin, S.Pd,M.Si , Sri Sugiyanto, S.Pd  dan Pontjo Widagdo, S.Pd wakil kepala sekolah bidang Hubungan Masyarakat (Humas). Pendidikan pemilih  bagi ketiga guru SMK 1 Sukoharjo ini dinilai sangat penting karena merupakan bagian penting dalam pemilu maupun demokrasi.  Dalam pembelajaran di sekolah lewat PPKN juga sudah disampaikan tentang demokrasi, pemilu. “Selain lewat pelajaran PPKN juga berorganisasi lewat OSIS  (Organisasi Intra Sekolah ) dan ambalan (pramuka) dilakukan proses pemilihan pengurus secara demokratis,” ungkap Ponimim. Senada dengan rekannya, Sugiyanto juga menceritakan antusias siswa dalam mengunakan hak pilihnya dalam pemilihan OSIS maupun dewan ambalan. Secara umum meskipin sebagian besar  siswa belum mempunyai pengalaman dalam mengunakan hak pilihnya memilih legislative maupun eksekutif tetapi ada optimisme bisa mengunakan hak pilihnya secara baik berdasarkan pengalaman di sekolah. Di akhir perbincangan ada pesan-pesan khusus dari Ponimin kepada calon pemilih pemula agar pemilih pemula mengunakan hak pilih  agar menjadi warga negara  yang baik. “ Gunakan hak pilihmu , jadilah warga negara yang baik, dan  jangan sampai  apatis.” Tentang memilih  calon wakil rakyat yang jujur, bertanggungjawab, berintegritas menjadi pesan penting dari Sri Sugiyanto.  Pilihlah calon wakil rakyat yang jujur, bertanggungjawab, integritas agar negara maju masyarakat  sejahtera , kata dia. Sementara Pontjo  menambahkan agar siswa calon pemilih pemula memilih pemimpin yang amanah dan hindari money politik. Jagongan Demokrasi disiarkan YouTube , Facebook KPU Sukoharjo juga Radio TOP FM bertempat di SMK 1 Sukoharjo (SH)      

Jagongan Demokrasi#20 go to SMA 1 Kartasura

Sukoharjo, kpu.go.id- Pendidikan pemilih sebagai upaya memberikan informasi guna meningkatkan  pengetahuan, pemahaman dan  kesadaran pemilih tentang demokrasi dan pemilu dilakukan KPU Sukoharjo secara  terus menerus. Secara khusus, tujuan pendidikan pemilih  untuk membangun pengetahuan pemilih, menumbuhkan kesadaran pemilih dan kualitas demokrasi, meningkatkan kualitas partisipasi pemilih, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan masyarakat tentang Pemilu serta memperkuat sistem demokrasi. Salah satu cara yang dilakukan dengan memberikan pendidikan pemilih melalui podcast Jagongan Demokrasi yang digelar secara rutin seminggu sekali dan ditayangkan melalui media social. Jagongan Demokrasi  dengan sasaran semua segmen masyarakat mengundang narasumber antaralain dari tokoh Partai Politik,  pejabat Pemerintah Kabupaten Sukoharjo,  tokoh masyarakat , tokoh pendidikan . Dalam episode 20, Jagongan Demokrasi edisi go to school menyambangi SMA 1 Kartasura , Selasa (15/2/2022),  sedangkan tema yang diperbincangkan tentang Menyiapkan Pemilih Pemula Menuju Pemilu Pemilihan Serentak 2024. Tiga narasumber  adalah  Qonit Syarifah, SH  Indarti, S.Pd  dan  Dra Erlina Syaf Nur, yang kesemuanya adalah guru PPKn SMA 1 Kartasura. Berbagai hal menarik mengemuka dalam perbincangan dengan guru PPKn kelas 10 sampai 12 ini antara lain tentang memberikan pemahaman kepada siswa untuk lebih memahami demokrasi dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya di lingkungan sekolah. Siswa  menyampaikan pendapat, menghargai perbedaan pendapat, agama, maupun belajar berorganisasi lewat pengurus kelas maupun OSIS. Kekhawatiran beredarnya berita hoax juga menjadi hal penting yang dibahas  dan disampaikan ke siswa agar kedepannya siswa tidak mudah terpengaruh dan lebih hati-hati dalam menerima informasi di media sosial. “Harus hati-hati, dicek dulu sumber beritanya dan  manfaatnya , cari informasi dari sumber yang terpercaya, “ kata  Indarti  berpesan kepada siswa-siswanya. Ketiga ibu guru juga mengingatkan siswa untuk mengunakan hak pilihnya secara cerdas  dan bertanggungjawab dalam Pemilu Pemilihan 2024 mendatang. Jagongan Demokrasi masih dengan host anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani disiarkan melalui YouTube dan Facebook KPU Sukoharjo serta Radio TOP FM. (SH)  

Pentingnya Institusi Pendidikan dalam Menyiapkan Pemilih Pemula

Sukoharjo, kpu.go.id- Jagongan Demokrasi persembahan KPU Sukoharjo episode 19 (edisi go to school) kali ini bertolak ke wilayah barat yakni SMA 2 Sukoharjo yang terletak di Jl. Raya Sala, Kartasura, Mendungan, Pabelan, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57169. Berbeda dengan SMA 1 dan 2 yang berada di wilayah kota kabupaten, SMA 2 berada di pinggiran kota Sukoharjo. Narasumber guru PPKn SMA 2 Sukoharjo, Sri Rejeki S.Pd dipandu host anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani memperbincangkan tentang Pentingnya Institusi Pendidikan dalam Menyiapkan Pemilih Pemula.  Sri Rejeki menyampaikan upaya yang dilakukan guru-guru SMA 2 dalam mendidik dan membiasakan siswa berdemokrasi dilakukan tidak hanya sebatas teori saja tetapi juga praktek-praktek yang dinyakini lebih mudah diterima dan diterapkan dalam keseharian siswa. Praktek bedemokrasi tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan tempat tinggal misalnya dengan mengamati pemilihan Karang Taruna atau RT . “Biasanya setelah tugas mengamati pemilihan Karang Taruna atau RT nanti kami minta untuk menyampaikan hasil pengamatan baik melalui diskusi kelompok maupun langsung. Anak-anak dididik untuk memahami dari praktek mereka sendiri,” ujar Jeki ,panggilan akrab guru yang tinggal di Boyolali ini. Menurut pengamatan, siswa-siswa sangat antusias  salah satunya bisa dilihat dari respon saat mendapatkan tugas dan memaparkan dalam diskusi. Perihal kesiapan menjadi pemilih pemula, sangat penting ditanamkan sejak dini salah satunya disampaikan melalui materi demokrasi di kelas 10. Ia berharap siswa SMA 2 Sukoharjo bisa memahami dari sekarang dan ketika mengunakan hak pilihnya untuk pertamakali di tahun 2024 lebih bertanggungjawab dalam memilih. Guru yang dekat dengan siswanya ini juga memberikan pesan kepada siswanya untuk ikut berpartisipasi dan tidak golput. Jagongan Demokrasi edisi 19 ini disiarkan YouTube dan Facebook serta Radio TOP FM, Selasa (8/2/2022) jam 10 WIB. (SH)

ASN Dalam Pemilu dan Pemilihan Harus Netral

Sukoharjo, kpu.go.id  - Dalam Pemilu dan Pemilihan  terakhir yakni Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 capaian partisipasi pemilih di Sukoharjo tertinggi sepanjang Pemilu dan Pemilihan sebelumnya yakni 82,25% dan pilkada 2020 mencapai 78,50%, ucap anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani mewakili ketua KPU Sukoharjo saat memberikan sambutan dan membuka acara pendidikan pemilih pada daerah potensi pelanggaran tinggi, Selasa (26/10/21) di Rumah Makan  3 M Solo Baru. “Namun demikian masih ada catatan tentang pelanggaran yang menjadi tugas kita bersama agar kedepan tidak terjadi lagi, “ lanjut Suci. Pendidikan pemilih hari ini menjadi salah satu ihtiyar KPU Sukoharjo untuk meminimalisir potensi pelanggaran pada Pemilu dan Pemilihan kedepan.  Ia juga mengingatkan agenda demokrasi kedepan menjadi tantangan tersendiri karena pemilu dan pemilihan dilakukan serentak pada tahun yang sama yakni 2024. Anggota KPU Sukoharjo Ita Efiyati selaku narasumber menyampaikan tentang demokrasi, pemilu dan partisipasi.  “ Partisipasi pemilih menjadi hal penting dalam pemilu dan pemilihan karena pemilih ikut menentukan nasib bangsa dan daerah ke depan, sehingga diharapkan pemilih bisa mengunakan hak pilihnya”. Ungkapnya. Lebih lanjut ia memaparkan tentang persiapan dalama pemilu dan pemilihan 2024 Kepala Badan  Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sukoharjo Gunawan Wibisono,S.Sos memaparkan tentang peran ASN, kepala desa dan perangkat desa dalam Pemilu dan Pemilihan. Ia mengingatkan jika posisi ASN dalam pemilu dan pemilihan harus netral artinya tidak menjadi anggota dan atau pengurus parpol, tidak memihak dan menunjukkan dukungan terhadap parpol, tidak melibatkan diri  dalam kegiatan politik, tidak mengunakan fasilitas negara. "ASN tidak diperbolehkan diikutsertakan secara aktif selaku tim /pelaksana kampanye, menghadiri undangan dengan mengunakan  atribut parpol, mengunakan fasilitas negara, membuat keputusan yang menguntungkan/merugikan pihak tertentu selama masa kampanye." tegasnya. Larangan tentang kepala desa dan perangkat desa  diatur dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pasal 280 ayat 2  yaitu pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu dilarang mengikutsertakan kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa (BPD). Pada pasal 280 ayat 3 disebutkan bahwa setiap orang sebagaimana disebut pada pasal 2 dilarang ikut serta sebagai pelaksana dan tim kampanye pemilu. Dalam pasal 282  disebutkan  bahwa pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalarn negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye. Tokoh masyarakat dari kecamatan Grogol, Safari mengusulkan pentingnya memberikan informasi perundangan terkait netralitas ASN dan kepala desa/perangkat desa  dalam pemilu dan pemilihan. Sabari dari kecamatan Gatak  mengatakan tentang kurangnya pemahaman kepala desa dan perangkat desa tentang larangan dalam pemilu dan pemilihan sehingga masih ada pelanggaran. “ Saya berharap kedepan  sosialisasi  lebih massif kepada perangkat desa sehingga tidak ada pelanggaran lagi.” Ucapnya. Perangkat desa dari Desa Mayang Wiyono mengusulkan adanya buku pedoman  atau juklak netralitas perangkat desa dalam pemilu dan pemilihan sehingga bisa menjadi acuan saat ada gelaran pemilu pemilihan. Kegiatan pendidikan pemilih yang dipandu oleh staf Tehnis Ferdana Femiliona diikuti  peserta ASN, kepala desa/perangkat desa, tokoh masyarakat dari kecamatan Baki, Gatak, Kartasura dan Grogol  berlangsung dinamis dengan menerapkan  protokol kesehatan.(SH)

Pandemi Mampu Membangkitkan Nalar Kritis Pemuda

Sukoharjo, kpu.go.id - Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah kejadian yang sangat penting secara politik. Peristiwa ini menegaskan semangat nasionalisme yang ketika itu tengah menguat. Sumpah Pemuda juga dimaknai sebagai  tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia Tema “Sumpah pemuda dan  momentum amalkan nilai kebangsaan serta kepekaan social”  menjadi perbincangan dalam Jagongan Demokrasi episode 11.  Narasumber Arian Agung Prasetya Ketua DEMA UIN Raden Mas Said Sukoharjo dan Presiden Mahasiswa Universitas Veteran (Univet) Bantara Sukoharjo Pandhu Panuntun dipandu host anggota KPU Sukoharjo Suci Handayani, Selasa (26/10/21) jam 10.00 WIB  di studio Jagongan Demokrasi kantor KPU Sukoharjo.  Memaknai sumpah pemuda adalah wadah yang sangat toleran dan sangat cocok dengan Indonesia yang sangat plural dengan keberagaman, sebagaimana disampaikan Arian. “Nuansa toleransi sangat tinggi dari berbagai kumpulan pemuda dari berbagai ras dan agama.” Ujarnya. Presiden Mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo Pandhu Panuntun memaknai sumpah pemuda sebagai ikrar suci kesepakatan bersama oleh pemuda-pemuda  yang melambangkan sebuah persatuan dan semangat nasionalisme sebagai pemuda yang amat mencintai Indonesia. Tepat 93 tahun lalu sejumlah anak muda mengikrarkan Sumpah Pemuda,  bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."Maksud kalimat tersebut adalah para pemuda dan pemudi di Indonesia akan memperjuangkan kemerdekaan bangsa hingga titik darah penghabisan. Kemudian di alinea kedua, berbunyi 'mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia' . Maksud pada alinea kedua tersebut adalah sebagai pemuda dan pemudi Indonesia yang berasal dari suku, ras dan agama yang berbeda, tetapi tetap bersatu dalam satu bangsa, yaitu Indonesia. Nasionalisme kebangsaan Indonesia kini seakan tergerus oleh semangat sektarianisme dan rasialisme yang rasanya tidak seperti  dengan tujuan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 , menurut pandangan Ardian saat ini ada dialektika dengan OKP, BEM dll, dahulu menemukan trend kesamaan nasib. Hari ini harusnya pemuda mengaktualisasikan kembali semangat kebersamaan yang diikrarkan para pemuda saat sumpah pemuda, harap Arian. “Saat ini  kurang adanya  dinamika atau pemantik dan banyak informasi simpang siur misalnya sampah informasi membuat bias sehingga para pemuda terpecah dan itu sangat berpengaruh ,” jelas Pandhu Panuntun mensikapi terpecahnya pemuda karena perbedaan pandangan politik. Terkait dengan tip untuk meminimalisir untuk tidak mudah percaya dengan berita hoax dan menjaga kesatuan persatuan jelang Pemilu Pemilihan 2024, Arian berpendapat semuanya  bisa dimulai dari diri sendiri dengan menjaga dan merawat  kewarasan diri menelaah informasi tidak dari satu sudut pandang kemudian  perlu dilakukan analisis sehingga bisa menyimpulkan kebenaran. Sementara itu jika dilihat dalam situasi terkini (pandemi) , diera pandemi  justru meningkatkan  nalar kritis akan terasah dalam kondisi seperti ini, menjadi pemikir kritis untuk pemerintah/pemangku kebijakan untuk memberikan saran masukan untuk mengentaskan keluar dari situasi pandemi untuk menumbuhkan sector ekonomi Pandhu lebih banyak memberikan dukungan dan menguatkan warga masyarakat saat menghadapi situasi pandemi yang belum berakhir saat ini. Diakhir perbincangan Pandhu berpesan kepada pemuda agar tetap nyakin untuk mengapai masa depan yang cerah dan nyakini bahwa para pemuda calon pemimpin bangsa yang akan membangkitkan bangsa Indonesia ke depannya ,menjadi garuda yang besar. Jagongan Demokrasi disiarkan YouTube dan Facebook KPU Sukoharjo dan Radio TOP FM (SH)

Populer

Belum ada data.